Skripsi

Evaluasi Pemberian Obat Pencegahan Massal Filariasis di Provinsi Papua Barat Tahun 2015 = Evaluation of Mass Drug Administration for Filariasis in West Papua on 2015 .

Indonesia merupakan negara dengan endemisitas filariasis tinggi (13.032 kasus pada tahun 2015) dan Papua Barat merupakan provinsi dengan jumlah kasus filariasis tertinggi ketiga (1.244 kasus). World Health Organization (WHO) menyatakan filariasis sebagai masalah kesehatan masyarakat global yang harus dieliminasi melalui Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) menggunakan diethylcarbamazine citrate (DEC) dan albendazol dosis tunggal secara massal, satu tahun sekali, selama lima tahun berturut-turut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi cakupan POPM filariasis di Papua Barat pada tahun 2015 serta menganalisis hubungan tingkat endemisitas filariasis dengan cakupan POPM. Studi cross-sectional ini menggunakan semua data penduduk peserta program POPM filariasis yang tercatat di Dinas Kesehatan Papua Barat (total sampling) pada tahun 2015. Data mencakup jumlah penduduk minum obat POPM, penduduk sasaran dan data penduduk total di setiap Kabupaten, Provinsi Papua Barat. Indikator keberhasilan berupa cakupan POPM > 65% jumlah penduduk total dan > 85% jumlah penduduk sasaran. Didapatkan rerata cakupan POPM filariasis di Papua Barat tahun 2015 berdasarkan penduduk total adalah 35% dan penduduk sasaran adalah 45,2% yang berarti belum memenuhi indikator keberhasilan WHO. Tingkat endemisitas filariasis berhubungan dengan cakupan POPM filariasis baik per penduduk total (chi-square, p < 0,001) maupun per penduduk sasaran (chisquare, p < 0,001). Daerah dengan endemisitas filariasis lebih rendah memiliki persentase tidak tercapainya cakupan POPM filariasis yang lebih besar dibandingkan daerah dengan endemisitas filariasis lebih tinggi.
Kata kunci: Cakupan pengobatan, Endemisitas, Filariasis limfatik, Papua Barat, Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis


Indonesia is a high filariasis endemicity country (13,032 cases in 2015) and West Papua is the third highest province with filariasis (1,244 cases). World Health Organization (WHO) states filariasis as a global public health problem that must be eliminated through mass drug administration (MDA) by giving diethylcarbamazine citrate (DEC) and albendazole, single-dose, once a year in five consecutive years. This study aimed to evaluate the coverage of MDA in West Papua on 2015 and to analyze the association between filariasis endemicity level and MDA coverage. A cross-sectional study was conducted using MDA participants data that has been recorded by Dinas Kesehatan Papua Barat (total sampling) in 2015. The data includes the numbers of total population ingesting MDA drug, targeted population and total population in each West Papua district. The target of MDA coverage determined by WHO is > 65% of total population and > 85% of targeted population. Result shows that MDA coverage in West Papua on 2015 per total population is 35% and per targeted population is 45.2%, not reaching the WHO target. Filariasis endemicity level is associated with MDA coverage; per total population (chi-square p < 0.001) and per targeted population (chi-square p < 0.001). Area with lower filariasis endemicity level has a higher percentage of low MDA coverage than area with higher filariasis endemicity level.
Keywords: Endemicity, Mass Drug Administration (MDA) for Filariasis, lymphatic filariasis, MDA coverage, West Papua

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2019
Pengarang

Assyifa Gita Firdaus - Nama Orang
Saleha Sungkar - Nama Orang

No. Panggil
S19011fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler.,
Deskripsi Fisik
xvi, 40 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
S19011fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S19011FKS19011fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Evaluasi Pemberian Obat Pencegahan Massal Filariasis di Provinsi Papua Barat Tahun 2015 = Evaluation of Mass Drug Administration for Filariasis in West Papua on 2015 .

Related Collection